A. Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya merupakan pembelokkan gelombang
cahaya yang disebabkan adanya perubahan kelajuan gelombang cahaya ketika cahaya
merambat melalui dua zat yang indeks biasnya berbeda.
a.
Indeks
bias medium
Indeks bias suatu zat merupakan perbandingan
cepat rambat cahaya pada udara dengan cepat rambat cahaya pada medium atau zat
lain. Semakin besar indeks bias suatu benda, semakin besar cahaya dibelokkan
oleh zat tersebut. Besarnya pembiasan juga bergantung pada panjang gelombang
cahaya. Dalam spektrum cahaya tampak, panjang gelombang cahaya beragam dari
gelombang merah dengan panjang gelombang merah yang terpanjang sampai panjang
gelombang ungu yang paling pendek.
b.
Hukum
Pembiasan
Pada penjelasan sebelumnya dikatakan
bahwa ketika cahaya melewati bidang batas dua bahan yang memiliki perbedaan
indeks bias, maka cahaya akan dibiaskan. Misalnya, ketika ada seberkas sinar
laser yang diarahkan pada sebuah permukaan kaca planparalel, maka berkas sinar
laser akan dibelokkan tepat di perbatasan antara udara-kaca. Sinar datang dari
udara dibiaskan dalam kaca mendekati garis normal. Demikian pula ketika sinar
keluar dari kaca menuju udara, sinar dibiaskan kembali. Bila besar sudut
datangnya sinar diubah-ubah, maka besar sudut sinar bias pun akan berubah.
“Perbandingan proyeksi sinar datang dan sinar bias ternyata merupakan bilangan
yang tetap”. Orang pertama yang menemukan bahwa terdapat perbandingan yang
tetap antara proyeksi sinar datang dengan proyeksi sinar bias adalah seorang
ilmuwan Belanda yang bernama Willebrord Snell. Oleh karena itu, pernyataan
tersebut dinamakan hukum Snell, atau lebih dikenal dengan hukum Snellius.[1]
¨ Hukum
I Snellius: Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu
bidang datar (gambar ).
¨
Hukum II
Snellius: Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat (misalnya
dari udara ke air atau dari udara ke kaca), maka sinar dibelokkan mendekati
garis normal (gambar a); jika sebaliknya, sinar datang dari medium
lebih rapat ke medium kurang rapat (misalnya dari air ke udara), maka
sinar dibelokkan menjauhi garis normal (gambar b).
B.
Pembiasan Pada Lensa Cekung
Lensa adalah benda bening yang dibatasi dua bidang
lengkung. Dua bidang lengkung yang membentuk lensa dapat berbentuk silindris
atau bola. Lensa silindris memusatkan cahaya dari sumber yang jauh pada suatu
garis, sedang permukaan bola yang melengkung ke segala arah memusatkan cahaya
dari sumber yang jauh pada suatu titik. Dalam pembahasan ini hanya dibahas pada
lensa bola (lensa sferik) yang tipis. Lensa
tipis adalah lensa dengan ketebalan dapt diabaikan terhadap diameter
lengkung lensa, sehingga sinar-sinar sejajar sumbu utama hampir tepat
difokuskan ke suatu titik, yaitu titik fokus.
Ada
dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Lensa cembung (konveks
/ convex) memiliki bagian tengah lebih tebal daripada bagian tepinya.
Sinar-sinar
bias pada lensa ini bersifat mengumpul (konvergen). Oleh karena
itu, lensa cembung bersebut lensa konvergen.
Lensa cekung (konkaf / concave) memiliki
bagian tengah yang lebih tipis daripada bagian tepinya. Sinar-sinar bias
pada lensa ini bersifat memencar (divergen). Oleh karena itu,
lensa cekung disebut lensa divergen.[2]
Lensa cekung dinamakan pula lensa divergen karena
lensa cekung menyebarkan berkas sinar sejajar yang diterimanya. Disini pun kita
hanya akan membahas lensa yang kedua permukaannya cekung (bikonkaf). Lensa
cekung seperti ini memiliki dua buah permukaan lengkung, sehingga lensa cekung
memiliki dua jari-jari kelengkungan dan dua titik fokus. Pada lensa cekung,
jari-jari kelengkungan (R) dan titik fokus (F) bertanda negatif (-), sehingga
lensa cekung sering dinamakan lensa negatif.[3]
C. Sinar-Sinar
Istimewa
Pada lensa, sinar datang dari dua arah sehingga pada
lensa terdapat dua titik fokus (diberi lambang F1 dan F2). Titik
fokus F1 yang mana sinar-sinar sejajar dibiaskan disebut fokus aktif,
sedang titik fokus F2 disebut fokus pasif. Jarak fokus aktif F1
ke titik pusat optik O sama dengan jarak fokus pasif F2 ke titik
pusat optik O, dan disebut jarak fokus (diberi lambang f).
Fokus aktif F1 untuk lensa cekung diperoleh dari
perpotongan perpanjangan sinar-sinar bias yang dilukis dengan garis putusputus
sehingga fokus aktif F1 adalah fokus maya. Oleh karena itu, jarak
fokus lensa cekung disebut juga lensa negatif. Jadi, sinar-sinar sejajar
sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus F1 untuk lensa cembung, dan
dibiaskan seakan-akan berasal dari titik fokus F1 untuk lensa cekung.
Sinar-sinar
istimewa pada lensa cekung antara lain:
1.
Sinar datang
sejajar sumbu utama lensa dibiaskan seakanakan berasal dari titik fokus aktif F1.
2.
Sinar datang
seakan-akan menuju ke titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu
utama.
Gambar
Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung
D. Menggambarkan
Bayangan Pada Lensa Cekung
1.
Penomoran
ruang pada Lensa Tipis
Untuk lensa nomor ruang
untuk benda dan nomor-ruang untuk bayangan dibedakan.nomor ruang untuk benda
menggunakan angka Romawi (I, II, III, dan IV), sedangkan untuk ruang bayangan
menggunakan angka Arab (1, 2, 3 dan 4) seperti pada gambar berikut ini:
Untuk ruang benda berlaku :
ruang I antara titik pusat optic (O) dan F2,
ruang II antara F2 dan 2F2
ruang III di sebelah kiri 2F2,
ruang IV benda (untuk benda maya) ada di belakang lensa.
Untuk ruang bayangan berlaku :
ruang 1 antara titik pusat optic (O) dan F1,
ruang 2 antara F1 dan 2F1
ruang 3 di sebelah kanan 2F1,
ruang 4 (untuk bayangan maya) ada di depan lensa.
Berlaku pula : R benda + R bayangan =
5
2.
Melukis pembentukan bayangan pada lensa
Untuk melukis pembentukan
bayangan pada lensa tipis cukup menggunakan minimal dua berkas sinar istimewa
untuk mendapatkan titik bayangan.
- Benda AB berada di
ruang II lensa cekung
|
Apabila
sebuah benda berada di salah satu sisi lensa cekung, lensa cekung dapat
membentuk bayangan benda tersebut. Jika posisi benda di salah satu sisi lensa
cekung diketahui, bagaimana cara menggambar pembentukan bayangan benda tersebut?
Untuk memperjelas hal ini, andaikan suatu benda berada di sisi kiri lensa
cekung sebagaimana ditunjukkan gambar di bawah.
Keterangan gambar :
Garis berwarna orange = lensa
cekung
Garis berwarna biru = sumbu
lensa
Tanda panah (berwarna hijau) =
benda
F1 = panjang fokus 1
dan F2 = panjang fokus 2
Gambar
bayangan benda diperoleh dengan menggambar semua berkas cahaya yang
melewati benda tetapi hal ini kurang praktis karena akan ada banyak garis-garis
yang mewakili berkas cahaya. Untuk mempermudah, dipilih beberapa berkas cahaya
saja untuk mewakili semua berkas cahaya yang melewati benda tersebut.Mengingat
peristiwa ini melibatkan pembiasan cahaya maka hukum pembiasan cahaya
harus dipatuhi ketika menggambar pembentukan bayangan.
E.
Pembentukan Bayangan Pada Lensa Cekung
Seperti
halnya pada lensa cembung, untuk menggambarkan bayangan pada lensa cekung pun
dapat digunakan perjalanan tiga sinar istimewanya.Tiga sinar istimewa pada
lensa cekung adalah sebagai berikut.
- Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan
dibiaskan seolah-olah dari titik fokus F1.
- Sinar datang menuju titik fokus pasif F2akan
dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.
- Sinar datang melalui pusat lensa O akan
diteruskan.
Untuk melukiskan
bayangan pada lensa cekung cukup digunakan dua berkas sinar istimewa
saja. Oleh karena benda harus diletakkan di depan lensa, bayangan
yang terjadi akan selalu sama, yaitu maya, sama tegak, dan diperkecil.
Pembagian
Ruang pada Lensa
Untuk
memudahkan pemeriksaan bayangan, kita dapat membagi-bagi ruang benda dan
ruang bayangan, yaitu:
Aturan pemakaian ruang
benda dan bayangan adalah sebagai berikut.
a. Jumlah ruang benda dan ruang bayangan sama dengan 5 (lima).
b. Jika nomor ruang bayangan lebih besar dari ruang benda, bayangan akan diperbesar.
c. Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada ruang benda, bayangan akan diperkecil.
d. Jika bayangan berada di belakang lensa, sifatnya nyata dan terbalik.
e. Jika bayangan berada di depan lensa, sifatnya maya dan sama tegak.
a. Jumlah ruang benda dan ruang bayangan sama dengan 5 (lima).
b. Jika nomor ruang bayangan lebih besar dari ruang benda, bayangan akan diperbesar.
c. Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada ruang benda, bayangan akan diperkecil.
d. Jika bayangan berada di belakang lensa, sifatnya nyata dan terbalik.
e. Jika bayangan berada di depan lensa, sifatnya maya dan sama tegak.
·
Benda terletak lebih jauh dari
titik pusat kelengkungan lensa ( 2F1 )
Jarak
benda lebih besar dari 2F1, dengan menggunakan sinar istimewa lensa
cekung yaitu nomor 1 dan nomor 3, diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak,
diperkecil, dan letak bayangannya di depan lensa ditunjukkan Gambar diatas.
·
Benda terletak
di antara titik pusat kelengkungan lensa (2F1 ) dan titik fokus lensa (F1)
Jarak
benda di antara 2F1 dan F1, dengan menggunakan sinar
istimewa lensa cekung yaitu nomor 1 dan nomor 3, diperoleh bayangan yang
bersifat maya, tegak, diperkecil, dan letak bayangannya di depan lensa
ditunjukkan Gambar diatas.
·
Benda terletak
di antara titik fokus (F1) dan O
Benda
diletakkan di antara F dan pusat lensa, dengan menggunakan sinar istimewa lensa
cekung yaitu nomor 1 dan nomor 3, diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak,
diperkecil, dan letak bayangannya di depan lensa ditunjukkan Gambar diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Haliday, David dan Resnick. Fisika Edisi ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 1978
Priyambodo,
Tri Kuntoro. Fisika Dasar. Yogyakarta :ANDI
Yogyakarta, 2010
Suwarna, Iwan
Permana. Optik. Cet.1.
Bogor : Duta Grafika, 2010
Cahaya dan Alat Optik.pdf diakses dari http://file.upi.edu>konsep_dasar_fisika
Optika
Geometris.pdf diakses
dari http://staff.uny.ac.id>sites>default?files>tmp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar